The kitab kuning learning in pesantren

Abstract

Pesantren is basically a community that has its own subculture in society with the complexity of the problems. As tradisional Islamic educational institution to study, understand, explore, appreciate and practice Islamic teaching by emphasizing the importance of religious morals as guidelines for daily behavior which are contained in some classical literature called the kitab kuning. The kitab kuning is a term that connotes Arabics books that are used as reference material for learning in pesantren. It is called the kitab kuning because the paper of the book is yellow. In terms of the material contained in the kitab kuning is very diverse, such as learning material about aqidah, Arabic grammar, tafsir, hadith, ushul fiqh, fiqh, literature even to stories and others. This writing method is based on the results of readings related to the kitab kuning and the student experiences of pesantren.

Keywords

Learning, kitab kuning, pesantren

References

  • Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi Dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
  • Azra, Azzyumardi. 2003. Surau: Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi. Jakarta: Logos.
  • Bono, Edward de. 1991. Penerapan Pola Pikir Lateral. Terjemahan Dandan Riskomar. Jakarta: Binarupa Aksara.
  • Bruinessen, Martin van. 1994. Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat. Bandung: Mizan.
  • Dhofier, Zamakhsyari. 1984. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
  • Hasan, Muhammad Tholhah. 1988. Telaah Kitab Kuning di Pesantren, makalah pada Munazarah RMI dan P3M di Pesantren Muntilan Magelang.
  • Marcoes-Natsir, Lies M. dan Johan Hendrik Meuleman. 1993. Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: INIS.
  • Mas’udi, Masdar F. 1988. “Pandangan Hidup Ulama Indonesia (UI)” dalam Literatur Kitab Kuning, makalah pada Seminar Nasional tentang Pandangan dan Sikap Hidup Ulama Indonesia.
  • Mastuhu. 1994. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.
  • Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning Hanbook. Bandung: Kaifa.
  • Nasuha, A. Chozin. 1989. “Epistimologi Kitab Kuning dalam Khazanah Keilmuan.” Pesantren.
  • Nata, Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
  • Nggermanto, Agus. 2003. Quantum Quotient: Cara Praktis Melejitkan IQ, EQ, dan SQ yang Harmonis. Bandung: Nuansa.
  • Porter, Bobbi De dan Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
  • Rahardjo, M. Dawam. 1974. Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3S.
  • Rahardjo, M. Dawan (ed,). 1985. Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah. Jakarta: P3M.
  • Roqib, Moh. 2003. Pendidikan Perempuan. Yogyakarta: Gema Media.
  • Steenbrink, Karel A. 1986. Pesantren, Madrasah, Sekolah, Pendidikan Islam dalam Kurun Modren. Jakarta: LP3ES.
  • Wahid, Abdurrahman. 1984. “Asal Usul Tradisi Keilmuan di Pesantren.” Pesantren. Nomor Perdana.
  • Yafie, Ali. 1988. “Kitab Kuning: Produk Peradaban Is1am.” Pesantren.
  • Yunus, Mahmud. 1996. Sejarah Pendidikan Islam di Indonnesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

DOI : https://doi.org/10.32698/icie570